Penyakit Gondok

Jangan Sepelekan Gondok


Oleh: dr Yaditta Mirdania
Sejak jaman dahulu penyakit gondok sudah sangat dikenal, akan tetapi kebanyakan orang menganggap penyakit tersebut adalah penyakit yang sepele karena tidak mengancam jiwa. Benarkah demikian?
Penyakit gondok merupakan semua kelainan yang menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, yang ditandai oleh benjolan di leher yang ikut gerakan menelan. Kelenjar gondok (tiroid) merupakan sebuah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terdapat di leher. Kelenjar gondok ( tiroid) berfungsi menghasilkan hormon tiroksin dari bahan baku yodium, yang bermanfaat untuk metabolisme, pertumbuhan tubuh, dan memacu perkembangan dan pematangan sistem saraf. Yodium merupakan sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Apabila makanan dan air yang dikonsumsi kurang mengandung yodium maka kelenjar tiroid akan bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hormon tiroksin tubuh sehingga lama- kelamaan akan terjadi pembesaran kelenjar tersebut, yang kita kenal sebagai penyakit gondok.

Gejala yang timbul akibat kekurangan yodium secara terus-menerus dalam jangka waktu lama  disebut sebagai GAKY (Gangguan Akibat Kurang Yodium). Gejala-gejalanya antara lain pembesaran atau benjolan di leher bagian depan, dan pada bayi dan anak-anak biasanya disertai dengan gangguan tumbuh kembang dan kretinisme (kerdil). Akan tetapi, penderita kurang yodium yang ringan dapat juga tanpa gejala apa-apa sehingga sering tidak disadari. Padahal perlu kita ketahui bersama bahwa sekitar 42 juta penduduk di Indonesia tinggal di daerah endemis gondok (tinggal di lingkungan yang tanahnya kekurangan yodium).

Apakah penyakit gondok berbahaya?

Akibat yang ditimbulkan oleh penyakit gondok pada orang dewasa antara lain produktivitas menurun karena tubuh lemas dan cepat lelah, gangguan kosmetik akibat pembesaran kelenjar tiroid dan penekanan pada jalan nafas sehingga terjadi suara serak sampai sesak nafas. Sedangkan pada bayi dan anak-anak akibat yang ditimbulkan justru lebih serius, yakni pertumbuhan terhambat (cretinism) atau kerdil, penurunan potensi tingkat kecerdasan (penurunan Intelligence Quotient = IQ), dan gangguan bicara serta tuli. Potensi penurunan IQ karena GAKY yakni menurun sampai 50 poin yang disertai kerdil dan menurun sampai 10 poin pada anak dengan penyakit gondok. Sedangkan kekurangan yodium pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran spontan, bayi lahir mati, bayi meninggal sebelum umur 1 tahun dan kemungkinan bayi menjadi kerdil saat dewasa.
Namun jangan khawatir, penyakit gondok tersebut dapat dicegah, salah satu cara pencegahannya adalah dengan peningkatan konsumsi garam beryodium. Garam beryodium yang digunakan harus memenuhi Standar Nasional yakni mengandung yodium sebesar 30-80 ppm. Dianjurkan setiap orang mengkonsumsi garam beryodium sekitar 6 gram atau 1 sendok teh setiap hari. Kebutuhan ini dapat terpenuhi dari makanan sehari-hari yang diolah dengan menggunakan garam sebagai penambah rasa dalam hidangan. Selain itu setiap orang dianjurkan mengkonsumsi makanan dari laut yang kaya akan yodium seperti ikan laut, udang, dan kerang.
Jadi, karena dampak penyakit gondok sangat serius, terutama pada bayi dan anak-anak, sedangkan gejalanya pun sering tidak kita sadari, maka dari itu tindakan pencegahan sangat direkomendasikan untuk dilakukan, sebab anak-anak adalah masa depan bangsa.
————————————————-
Alasan Penulisan Artikel:
Penulis tinggal di daerah endemis gondok, dan penulis seringkali
mendapati pasien dengan penyakit gondok pada anak-anak, dan
orangtua mereka kurang menyadari hal tersebut.
Tentang Penulis:
dr Yaditta Mirdania adalah dokter umum asal Lumajang, Jawa Timur yang kini bertugas sebagai PNS di Puskesmas Bakunase Kota Kupang. Anda dapat menghubungi beliau melalui halaman kontak atau email: ditta_1985@yahoo.com.
 Sumber: http://majalahkesehatan.com/jangan-sepelekan-gondok/