فَإِذَا
فَرَغْتَ فَانصَبْ
وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah
berkata:
"Maka apabila kamu telah selesai
(dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan
hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS. Asy-Syarh: 7-8)
Yakni, Jika Anda telah usai
pekerjaan-pekerjaan Anda, maka sibukkan diri dengan pekerjaan lain. Atau
bersusah payahlah untuk mengerjakan pekerjaan lain. Jangan jadikan dunia ini
kehilangan Anda. Oleh sebab itu, kehidupan manusia yang berakal adalah
kehidupan yang sarat dengan kesungguhan. Setiap kali usai melakukan suatu
pekerjaan ia segera mulai pekerjaan yang lain. Demikian seterusnya, karena masa
ini akan terus meninggalkan manusia dalam keadaan ia jaga ataupun sedang tidur,
ketika ia sibuk atau sedang kosong, terus saja berjalan dan tak seorang pun
bisa menahan masa itu.
Jika Anda usai dari satu pekerjaan, maka
bersusah payahlah dengan pekerjaan lain. Jika Anda usai dengan pekerjaan dunia,
hendaknya anda lakukan pekerjaan akhirat. Jika Anda usai dari pekerjaan
akhirat, maka Anda harus sibuk dengan pekerjaan dunia. Jika Anda telah menunaikan
sholat pada hari jum'at, maka menyebarlah di muka bumi dan carilah karunia
Allah. Shalat jum'at dibatasi oleh dua macam pekerjaan duniawi,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا
نُودِي لِلصَّلاَةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
" Hai
orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari
jum'at..." (Al-Jum'ah: 9)
yakni, ketika kalian dalam kesibukan
berkenaan dengan urusan dunia kalian,
فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا
الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
فَإِذَا قُضِيَتْ الصَّلاَةُ فَانتَشِرُوا فِي الأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
"... Maka bersegeralah kamu kepada
mengingat Allah dan tinggalkanlah jual-beli. Yang demikian itu lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah..." (Al-Jum'ah:
9-10)
Jika kita telah selesai dari suatu
kesibukan, maka kita menyibukkan diri dengan kesibukan yang lain. dan jika
telah usai dari pekerjaan itu kita menyibukkan diri dengan kesibukan yang lain.
Demikianlah manusia harus selalu dalam kesibukan.
Jika seorang berkata, "Jika aku
menggunakan kesungguhan dalams setiap aktivitas kehidupanku pasti aku akan
kelelahan dan bosan."
Kita katakan," Istirahat Anda adalah
untuk menyemangati jiwa Anda. Mengembalikan semangat dianggap sebagai kesibukan
dan pekerjaan."
Dengan kata lain, sibuk itu tidak mesti
dengan berbagai gerakan. Maka, kekosongan Anda dalam rangka mendapatkan
semangat baru untuk pekerjaan lain, dianggap suatu pekerjaan pula. Yang penting
hendaknya Anda menjadikan kehidupan Anda seutuhnya kesungguhan dan pekerjaan.
وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
"Dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap."
Yakni, jika Anda melakukan berbagai pekerjaan
yang Anda selesaikan. Lalu Anda menyibukkan diri dengan pekerjaan lain. Maka
berharaplah selalu kepada Allah Azza wa Jalla untuk mendapatkan
balasan, pahala dan pertolongan-Nya. Jadilah selalu bersama Allah Azza wa
Jalla sebelum melakukan pekerjaan dan setelah melakukannya. Sebelum melakukan pekerjaan jadilah selalu bersama Allah azza
wa jalla dengan memohon pertolongan-Nya
Azza wa Jalla dan setelahnya Anda berharap dari-Nya pahala.
Di dalam firmanNya,
وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
terdapat suatu faidah dari aspek balaghah.
إِلَى
رَبِّكَ tergantung
dari sisi i'rab dengan ارْغَبْ ; karena kalimat itu mendahului ارْغَبْ. Mendahulukan ma'mul
yaitu إِلَى
رَبِّكَ berfungsi
sebagai hashr 'pembatasan' yakni berharaplah hanya
kepada Allah dan bukan kepada selain-Nya dalam segala perkara Anda. Percayalah
bahwa kapan saja Anda mengaitkan pengharapan Anda kepada Allah Azza wa
Jalla, maka Dia pasti akan memudahkan segala urusan Anda. Banyak orang
kurang memiliki hal sedemikian. Dengan kata lain, mereka kurang dalam
kontinuitas pengharapan kepada Allah Azza wa Jalla. Sehingga Anda
melihat mereka sering kosong dari pekerjaan, karena tiada hubungan antara
mereka dengan Allah Ta'ala dalam
pekerjaan mereka.
Kami senantiasa memohon kepada Allah Azza
wa Jalla sudi kiranya menjadikan kita selalu mentaati semua perintah-Nya,
membenarkan semua berita-Nya, sesungguhnya Dia itu Mahakuasa atas segala
sesuatu.
(Dikutip dari Tafsir Juz 'Amma karya
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah, Edisi
Indonesia: Penerjemah: Drs. Asmuni;
Cetakan I, Darul Falah, Jakarta, 2007 M, hal 365-7)
(Judul Asli: Tafsir Al Qur'an Al
Karim Juz Amma, Penerbit: Daar Ats-Tsurayya, Riyadh, Cet
III, Th. 1424 H/2003 M)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca artikel kami. Silahkan berkomentar dengan sopan.