LEUKEMIA
Leukemia (kanker
darah) merupakan suatu penyakit yangditandai pertambahan jumlah sel darh putih
(leukosit). Pertambahan inin sangat cepat dan tidak terkendalai serta bentuk
sel-sel darh putihnya tidak normal. Pada pemeriksaan mikroskopis apus darah
tepi, terlihat sel darah putih muda, besar-besar dan selnya masih
berinti.(disebut megakariosit) putih (neoplasmahematologi). Beberapa ahli
menyebut leukemia sebagai keganasan sel darah putih (neoplasma hematologi),
Leukimia ini sering berakibat fatal meskipun leukemia limpositik yang menahun (chronic lymphocytic leucaemia), dahulu
disebut sebagai jenis leukemia yang bisa bertahan lama dengan pengobatan yang
intensif. Penyakit leukemia member andil sebesar 4% dari seluruh penyakit
kanker penyebab kematian.
Penyebab
Penyebab leukemia
belum diketahui secara pasti. Diperkirakan bukan penyebab tunggal tetapi
gabungan dari beberapa factor risiko, antara lain:
A. Terinfeksi Virus. Dilaporkan dari hasil penelitian pada beberapa
jenis unggas sepertin burung pelican, mencit, tikus dan sapi bahwa penyebab
leukemia sejenis mikroorganisme yang lolos dari sarimngan kuman tetapi masih
bisa terlihat dengan mikroskop electron. Mulanya mikroorganisme tersebut
dinamakan virus RNA.
Belakangan disepakati namanya
virus Epstein-Barr yang menyebabkan penyakit Burkitt
(sejenis tumor kelenjar limpe yang disebut limpoma dan terdapat pada anak-anak
yang kelak dikaitkan dengan terjadinya keganasan leukemia limpositik akut).
Infeksi virus Epstein-Barr
pada seseorang yang mengalami penurunan kekebalan ini dikaitkan dengan
terjadinya keganasan nasopharynx carcinoma (kanker daerah kerongkongan) yang
selain sulit ditanggulangi dan seing berakibat fatal juga menyebabkan sarcoma
monoblastik di Afrika.
Virus penyebab leukemia pada
manusia masih menjadi perdebatan para ahli dalam beberapa dekade belakangan.
Hal ini dimulai dari laporan Grass yang mengemukakan telah ditemukan virus C
pada mikroskop electron dari penderita leokimia murine. Kemudian laporan pada
tahun 1970 menunjukkan bahwa virus C tersebut ditemukan pada penderita kanker
jenis limposarkoma dan fibrosarkoma pada gabon dan kera-kera liar.
B. Faktor Keturunan. Terlihat
adanya kecenderungan kejadian leukemia akut lebih banyak terjadi pada anggota keluarga
tertentu.
C. Zat Kimia.
Menurut laporan para ahli, kejadian leukemia berhubungan dengan phenil butazon
yang sering diberikan pada penderita yang mengeluh sakit persendian dan juga
ada hubungannya dengan chloramphenicol, obat pilihan utama untuk penderita
demam tipus. Penelitian di Cina mengemukakan adanya risiko leukemia pada
seseorang yang mendapat pengobatan chloramphenicol 11-12 kali dibandingkan
dengan seseorang yang tidak memperolehnya.
Diagnosa
Secara
kasar diagnose Leukimia dapat ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopis
preparat apus darah tepi. Meskipun sering kali memerlukan pemeriksaan biopsy
sumsum tulang. Untuk menentukan subtype dan morphology sel darah, diperlukan
pemeriksaan biokimia.
Belakangan,
berkembang pemeriksaan untuk menentukan derajad dan penggolongan penyakit. Dengan demikian, diperlukan diagnose yang
tepat untuk menentukan langkah pengobatan dan juga menentukan prognosa (perjalanan
penyakit).
Klasifikasi Leukimia Akut
Tipe
|
Subtipe
|
Limpositik
|
Leukimia
limpositik Akut (LLA)
LLA yang
sering ditemukan
LLA sel T
LLA sel B
|
Monositik
|
Leukimia
Monositik akut
LMA tidak
dengan sel yang matang (M0)
LMA dengan
sel matang (M1)
LMA jelas
dengan sel matang (M2)
LMA dengan sel
premielosit dengan granul banyak (M3)
|
Mielomonositik
|
Leukemia
mielomonositik Akut (LMMA (M4))
|
Monositik
|
Leukemia
Monositik Akut dengan sedikit deferensiasi (M5)
|
Eritroid
|
Leukemia
Eritroid Akut= LEA (M6)
|
Sel mass
|
Leukemia sel
mass yang akut
|
Megakariosit
|
Leukemia
megakariosit (M7)
|
Gejala Klinik
Gejala
yang mudah diahamia adalah:
- Gejala akibat enyusupan sel leukemia ke sumsum tulang. Penyusupan ini mengakibatkan berkurangnya produksi produksi sel darah lain dengan berbagai konsekuensinya. Misalnya, mudah terjadi perdarahan karena produksi sel pembeku darhn berkurang sehingga penderita kelihatan pucat, lemah dan berat badan turun karena nafsu makan tun dan akibat sel leukemia menyusup ke saluran cerna. Ss
- Gejala lain akibat penyusupan sel leukemia pada organ vital lain seperti kelenjar limpe, organ hati dan limpa. Akibatnya ditemukan pembesaran kelenjar limpe (limpadenopati) dan pembesaran hati dan limpa/lien/spleen (Hepatosplenomegali)
- Pada daerah kepala dan leher bisa terlihat penyusupan sel leukemia pada kulit dan tulang. Akibatnya, terlihat gejala perdarahan atau bendungan pembuluh darah balik hingga ditemukan bintik-bintik perdarahan sekitar bola mata atau kadang-kadang, mungkin kekuning-kuningan (jaundice). Pada permulaan penyakit gejala tersebut diatas mungkin hanya sekilas dan penderita tampak sehat seperti tidak menderita suatu penyakit.
- Penyusupan sel leukemia pada kulit disebut leukemid dan bisa berbentuk borok atau bisul atau kulit berubah warna kekuning-kuningan.
- Bintik-bintik perdarahan di kulit menarik perhatian pemeriksa dan memikirkan kemungkinan gejala leukemia.
- Pada mata, penyusupan sel leukemia bisa pada setiap bagian bola mata mulai dari uvea (rongga bola mata depan), choroid, retina,sampai pada persarafan mata di bagian dalam sehingga penglihatan terganggu atau terjadi sumbatan pembuluh darah balik mata.
- Kelainan saraf otak akibat penyusupan sel leukemia pada saraf otak atau akibat penyusupan sel leukemia pada saraf otak atau akibat kelainan metabolism atau karena penyumbatan aliran cairan otak dan sumsum tulang belakang.
- Kadang- kadang terjadi kelumuhan saraf otak ke-7 yang mengurus otot-otot wajah yang seringdijumpai pada leukemia limpositik akut.
Pengobatan
Operasi pengambilan
tumor (eksisi) bukan merupakan langkah utama pada pengobatan kangker darah
(leukemia). Meskipun mungkin pada penderita leukemia yang bukan jenis Hodgkin
kadang-kadang dilakukan pengangkatan p-embesaran kelenjar limpe secara local.
Berikut ini dapat
dicermati prinsip-prinsip pengobatan leukemia:
Untuk mengatasi eluhan dan kelainan
klinik (pengobatan paliatif):
- Usahakan agar penderita secara fisik dan mental dalam kondisi seoptimal mungkin.
- Perlu diperhatikan efek samping maupun pengaruh beruk (toksisiti) dari obat yang diberikan.
- Batasi jumlah sel leukemia dengan menggunakan busulfan yang mempengaruhi sel-sel induk (stem sel) yang merupakan bakal sel leukemia
Obat-obat
yang sering digunakan dalam pengobatan Leukemia:
- Penyinaran : Sinar X dan sinar Gamma
- Obat anti-metabolik: metotreksat, Sitosin Srabinosid, dan 6-merkaptopurin
- Zat alkilating: nitrogen mustard, khlor ambusil, siklopospamid, busulfan, mepalan, zat stamokinetik, vinblastin, vinkristin, antibiotic, dunomisin, dan bleomisin.
- Hormon anak ginjal (adrenal)
- Lain-lain: L. Asparginase, dan prokarbazin, nitrourease, dan Dibromanitol.
Pemberian
antibiotic untuk mengatasi infeksi kadang-kadang perlu kombinasi. Misalnya,
gabungan penicillin (trimetin dan pipersilin) dengan aminoglikosid (seperti
amikasin, tobramisin, dan gentamisin). Pemberian
antibiotic dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan akibat samping, yakni
terjadi pertumbuhan jamur. Keadaan ini dapat diatasi dengan pemberian
ampotirisin B. Pada
leukemia kronis mungkin diperlukan penyinaran limpa diikuti pemberian obat
alkilating seperti L-penil alanin mustard atau gabungan busulfan dengan
khlorambusil. Pemberian
obat anti-leukemia tunggal tidak dianjurkan. Meskipun dulu pernah diberikan
ajminopterin dan obet anti metabolism purin, kortikosteroid dan vinkristin secara
tunggal. Pada
penderita leukemia limpositik akut sering diberikan gabungan kortikosteroid
dengan obat anti-matabolik folik asid (B6).
Komplikasi
Berikut
ini dapat dicermati komplikasi yang timbul pada leukemia:
- 1. Anemia (kurang darah). Hal ini karena produksi sel darah merah kurang atau akibat perdarahan. S
- 2. Terinfeksi berbagai penyakt. Hal ini dikarenakan sel darh putih yang ada kurang berfungsi dengan baik meskipun jumlahnya berlebihan tetapi sudah berubah menjadi ganas sehingga tidak mampu melawan infeksi dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Disamping itu, pada leukemia, obat-obatan anti-leukemia menurunkan kekebalan.
- 3. Perdarahan. Hal ini terjadi sebagai akibat penekanan sel leukemia pada sumsum tulang sehingga sel pembeku darah produksinya pun berkurang.
- 4. Gangguan metabolism:
-
Berat badan turun,
-
Demam tanpa infeksi yang jelas,
-
Kalium dan kalsium darah meningkat
malahan ada yang rendah serta
-
Gejala asidosis sebagai akibat asam
laktat meningkat.
- 5. Penyusupan sel-sel pada organ-organ:
-
Terlihat organ limpa membesar
-
Gejala gangguan saraf otak
-
Gangguan kesuburan, serta
-
Tanda-tanda bendungan pembuluh darah
paru
- 6. Berbagai komplikapada kehamilan apabila penderita hamil.
Penyebab
Kematian
Telah diuraikan sebelumnya
bahwa leukemia (kanker darah) diketahui merupakan salah satu penyebab kematian.
SHal ini dikarenakan seseorang yang didiagnosa menderita leukemia sepanjang
hidupnya terus dihadapkan dengan:
- 1. Penyakit infeksi
- 2. Perdarahan
- 3. Gabungan infeksi dan perdarahan
- 4. Gangguan fungsi organ vital seperti otak, jantung, dan paru akibat penyusupan sel leukemia.
Sumber:
Disalin dari Buku “ Talasemia, Leukemia, dan Anemia” hal 15-31, oleh dr. faisal
Yatim DTM&H, MPH , Pustaka Populer Obor, 2003, Jakarta