73. Seorang anak laki-laki berusia
9 tahun dibawa ke klinik mata dengan keluhan mata gatal. Terdapat bhleparospasme, foto fobia, secret mata yang copious
mucoid, visus (N), serta pemeriksaan slit lamp tampak cobblestone pada palpepra superior. Penatalaksanaan yang diberikan
adalah…
a. Antibiotik topikal
b. Antimetabolik topikal
c. Acyclovir topikal
d. Antihistamin topikal
e. Topical artificial tears
PEMBAHASAN:
Steroid topikal
atau sistemik yang mengurangi rasa gatal hanya sedikit memengaruhi penyakit
kornea ini. Efek sampingnya (glaucoma, katarak, dan komplikasi lain) dapat
sangat merugikan. Cromolyn topical
adalah agen profilatik yang baik untuk kasus sedang sampai berat.
Vasokonstriktor, kompres dingin, dan kompres es ada manfaatnya. Kemudian, tidur
dan bekerja di ruang ber-AC juga sangat membantu pasien merasa nyaman.
JAWABAN: B. (Oftalmologi
Umum, edisi 14, hal. 115)
Untuk soal nomor 74-75 menggunakan scenario
dibawah ini.
Seorang pria
berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata merah. Keluhan disertai mata gatal dan ada sekret seperti susu
pada konjungtiva. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, tekanan darah 130/80 mmHg,
frekuensi nadi 80 kali/menit, frekuensi napas 20 kali/menit, dan suhu 37,0 0C.
Hasil pemeriksaan dengan slit lamp terdapat papilla di konjungtiva tarsal
superior dan inferior. Riwayat keluarga dengan penyakit atopik.
74. Diagnosis
pada pasien ini adalah…
a. Vernal conjungtivitis
b. Atopic
conjungtivitis
c. Acute
conjungtivitis
d. Flictenularis
conjungtivitis
e. Follicle conjungtivitis
PEMBAHASAN:
Adanya riwayat
keluarga dengan dermatitis atopik dan asma bronkial maka konjungtivitis yang
terjadi pada pasien ini adalah konjungtivitis
alergi. Pada pilihan jawaban yang
termasuk konjungtivitis alergi adalah konjungtivitis vernal, atopik, dan
flikten. Gejala klinis pada umumnya mata gatal, merah, dan bersekret.
Perbedaan terlihat pada pemeriksaan. Pada konjungtivitis vernal terdapat dua
bentuk klinik. Pada bentuk palpebra
(terutama mengenai konjungtiva tarsal superior) terdapat papil besar (cobble stone) diliputi secret yang
mukoid. Sedangkan, pada bentuk limbus
(terutama mengenai daerah limbus) berupa penonjolan abu-abu seperti lilin (trantas
dot).
JAWABAN: A. (Sari Ilmu Penyakit Mata, hal. 28, 30,
dan 35)
Pertanyaan lanjutan:
- Sebutkan jenis-jenis konjungtivitis? Sebutkan perbedaannya masing-masing!
- Jelaskan penatalaksanaan yang tepat untuk masing-masing konjungtivitis!
75. Reaksi
hipersensitiv pada kasus di atas adalah tipe…
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. I dan IV
PEMBAHASAN:
Reaksi hipersensitivitas tipe I yang
disebut juga reaksi cepat, reaksi
anafilaksis, atau reaksi alergi dikenal sebagai reaksi yang segera timbul
sesudah allergen masuk ke dalam tubuh. Penyakit-penyakit yang timbul segera
setelah tubuh terpajan dengan allergen adalah asma bronkial, rhinitis,
urtikaria, dan dermatitis atopik.
JAWABAN: A (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, edisi 4, hal. 239-240)
Pertanyaan lanjutan:
- Jelaskan jenis-jenis reaksi hipersensitivitas!
- Sebutkan penyakit mata yang berhubungan dengan reaksi hipersensitivitas!
76. Seorang
perempuan karyawati dipindahtugaskna ke bagian operator. Sejak itu ia sering
melamun, mengoceh sendiri dan jika teman
mengobrol di dekatnya ia merasa curiga. Gangguan kejiwaan pada keadaan ini
adalah…
a. Flight of ideas
b. Waham paranoid
c. Halusinasi
auditorik
d. Episode
maniak
e. Obsesif
kompulsif
PEMBAHASAN:
Adanya waham
menetap berupa kecurigaan terhadap orang yang erada di dekatnya merupakan salah
satu bentuk waham paranoid.
JAWABAN: B. (Buku Pedoman Pengantar Ilmu Kedokteran JIwa 1, hal. 38)
Untuk soal nomor 77-78 menggunakan
sekenario di bawah ini.
Seorang wanita
40 tahun dibwa ke rumah sakit dengan keluhan penurunan penglihatan sejak 3 hari
yang lalu. Keluhan disertai nyeri, mata merah, dan berair. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20
kali/menit, dan suhu 36,8 0C. Ia didiagnosis oleh dokter umum
sebagaipasien TB. Pada pemeriksaan ditemukan, injeksi siliar, flare bilik mata
depan (+), dan kreatic presipitat (+).
77 . Diagnosis
pada pasien ini adalah…
- Uveitis akut
- Vitritis
- Choroiditis
- Endophtalmitis
- Pars planitis
PEMBAHASAN:
Manifestasi
uveitis adalah fotofobia, sakit, mata merah, penurunan penglihatan, sukar
melihat dekat, dan lakrimasi pada keadaan akut.
JAWABAN: A (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, hal. 58)
78. Terapi yang
diberikan adalah…
a. Kortikosteroid dan sikloplegi
b. Beta bloker
topical
c. Antihistamine
topical
d. Topical mast
cell stabilizer
e. Antibiotik
topical
PEMBAHASAN:
Terapi harus
segera dilakukan untuk mencegah kebutaan. Diberikan steroid tetes mata pada
siang hari dan salep pada malam hari. Dapat dipakai deksametason, betametason
atau prednisolon 1 tetes setiap 5 menit. Kemudian, diturunkan hingga perhari.
Bila perlu , dapat diberikan steroid sistemik dalam dosis tinggi tunggal selang
sehari. Kemudian, diturunkan sampai dosis efektif dan dapat diberikan
prednisolon 5 mg. Selain itu, pasien dapat pula diberikan subkonjungtiva dan
peribulbar. Untuk mengurangi rasa sakit, melepas sinekia, dan mengistirahatkan
iris yang meradang, berikan pasien sikloplegik. Lalu, setelah infeksi fokal,
peyakit yang mendasari, atau kuman penyebab diketahui, berikan pasien
pengobatan spesifik.
JAWABAN: A. (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, edisi 3, hal. 58)
Untuk soal nomor 79-80 menggunakan scenario
di bawah ini.
Seorang pria
berusia 50 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan mata merah. Keluhan disertai nyeri dan keluar air mata. Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan,
tekanan darah 140/80 mmHg, frekuensi nadi 80 kali/menit, frekuensi napas 20
kali/menit, dan suhu 36,5 0C. Pada pemeriksaan ditemukan ulkus kornea peripheral.
79. Diagnosis
yang tepat adalah…
a. Bacterial
ulcer
b. Herpetic
ulcer
c. Geografican
ulcer
d. Fungal ulcer
e. Mooren’s ulcer
PEMBAHASAN:
Ulkus Mooren
adalah suatu ulkus menahun superficial
yang dimulai dari tepi kornea dengan bagian tepinya bergaung dan berjalan
progresif tanpa kecenderungan perforasi. Lambat laun ulkus ini akan mengenai
seluruh kornea. Biasanya disertai rasa
nyeri yang berat. Kondisi ini sering terjadi pada usia tua. Hingga kini, pengobatan yang dilakukan belum ada
yang memberikan hasil yang memuaskan.
JAWABAN: E. (Sari Ilmu Penyakit Mata, hal.61, Oftalmologi Umum, edisi 14 , hal. 140)
80. Terapi utama
yang diberikan adalah…
a. Antibiotik
oral
b. Antifungal
c.
Kortikosteroid topical
d. Keratoplasti
e. Antibiotik
topical
PEMBAHASAN:
Ulkus Mooren
tidak responsif terhadap antibiotik maupun kortikosteroid. Keratoplasti tektonik lamellar telah dipakai dengan hasil
baik pada kasus tertentu. Terapi imunosupresif sistemik ada manfaatnya untuk
penyakit yang telah lanjut.
JAWABAN: D. (Oftalmologi Umum, edisi 14, hal.140)