Isa
Alaihis Salam Tidak Disalib dan
Dibunuh !!!
Termasuk
isyarat akan turunnya Isa Alaihis salam
adalah berita tentang diangkatnya Nabi Isa Alaihis
salam -ruh dan jasadnya- ke langit dalam keadaan masih hidup. Sebagaimana
disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
dalam firman-Nya:
“Dan
karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra
Maryam, Rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan
Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (an-Nisaa’: 157-159)
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (an-Nisaa’: 157-159)
Dalam
ayat ini kita mendapatkan beberapa pelajaran penting, diantaranya:
1.
Nabi Isa Alaihis salam
tidak dibunuh dan tidak disalib,
melainkan Allah angkat kepada-Nya, yakni dari kalimat: -bal rafa’ahullahu ilaihi-
yang bermakna “Bahkan Allah angkat
kepada-Nya”.
2.
Para ahlul kitab akan beriman kepadanya sebelum kematian Nabi
Isa Alaihis salam. Ini merupakan
isyarat bahwa Isa Alaihis Salam sebelum
meninggalnya akan turun ke dunia dan ahlul kitab akan beriman kepadanya.
Ayat-ayat
tentang Turunnya Nabi Isa Alaihis Salam
Diantara
tanda-tanda hari Kiamat Kubra adalah turunnya
nabi Isa Alaihis salam
sebagaimana disebutkan dalam riwayat-riwayat yang shahih dan mutawatir.
Bahkan
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengisyaratkan
tentang turunnya Isa Alaihis salam sebagai
tanda datangnya hari kiamat dalam firman-Nya:
Dan
tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan tiba-tiba kaummu (Quraisy)
bersorak karenanya. Dan mereka berkata: “Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan
kami atau dia (Isa)? Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan
dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka
bertengkar. Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya
nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah)
untuk Bani Israil. Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu
di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun. Dan sesungguhnya Isa itu
benar-benar sebagai ilmu tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kalian
ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.
(az-Zukhruuf: 57-61)
Ayat
terakhir dalam Firman Allah di atas yaitu –wa
innahu la’ilmun lissaa’ati- bermakna
“Beliau Alaihis salam merupakan ilmu tentang hari kiamat”.
Disebutkan
dalam Tafsir al-Qurthubi bahwa yang dimaksud adalah turunnya nabi Isa Alaihis salam merupakan ilmu tentang
dekatnya hari kiamat. Lebih didukung lagi dengan bacaan yang diriwayatkan dari
Ibnu Abbas, Mujahid dan lain-lain dari para imam ahlut tafsir yaitu –la’alamun- dengan difathahkan huruf ‘ain dan lam-nya
menjadi ‘alamun yang bermakna “tanda” (yang berarti “Isa Alaihis salam sebagai tanda hari kiamat”
-pen.). (Tafsir al-Qurthubi (16/ 105); lihat pula Tafsir ath-Thabari
(25/90-91))
Diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dengan sanadnya kepada Ibnu Abbas bahwa beliau berkata ketika menafsirkan
–la’ilmun lis saa’ati- : “Yang
dimaksud adalah keluarnya Isa Alaihis salam sebelum hari kiamat”. (Musnad Imam
Ahmad: 4/329 no. hadits 2921 dengan tahqiq Ahmad Syakir dan beliau berkata:
“Sanadnya Shahih”)
Hadits
Tentang Turunnya Isa Alaihis Salam
Ketika
para shahabat sedang duduk-duduk membicarakan tentang hari kiamat, muncullah
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bertanya kepada mereka: “Apa yang sedang
kalian bicarakan?” Maka para shahabat menjawab:
“Hari Kiamat”.
Maka
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda: ‘Sesungguhnya hari kiamat tidak akan terjadi sehingga terjadinya
sepuluh tanda-tandanya. Ditenggelamkannya ke dalam bumi di tiga negeri di
timur, barat dan jazirah Arab; munculnya asap, Dajjal, binatang melata di bumi
(yang dapat berbicara), Ya’juz dan Ma’juz, terbitnya matahari dari barat, apa
yang muncul dari dasar ‘Adn yang menggiring manusia ke tempat berkumpulnya.
(Dalam riwayat lain): yang kesepuluh turunnya
Isa bin Maryam Alaihi sallam .’
(HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Abu Dawud)
Penjelasan lebih rinci tentang
Turunnya Isa Alaihis Salam terdapat dalam hadits-hadits yang shahih,
diantaranya:
1.
Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda:
“Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya,
sungguh akan turun di tengah kalian Ibnu Maryam Alaihis salam sebagai hakim
yang adil. Ia akan memecahkan salib-salib, membunuh babi-babi dan menggugurkan
jizyah serta membagikan harta hingga tidak ada yang menerimanya seorangpun.
Kemudian
Abu Hurairah berkata: “Bacalah oleh kalian –jika kalian mau—ayat: “Tidak ada
seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum
kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap
mereka.” (an-Nisaa’: 159) (HR. Bukhari Muslim)
Disamping
nash yang jelas dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tentang
akan turunnya Isa Alaihis salam, riwayat Abu Hurairah di atas memberikan
pelajaran yang sangat penting bagi kita, yaitu tafsir seorang shahabat dan
pemahaman salaf terhadap ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat an-Nisaa’
ayat 159 bahwa ahlul kitab akan beriman sebelum hari kiamat adalah ketika
turunnya Isa Alaihis salam.
Dengan
jelas Abu Hurairah mengatakan bahwa ayat ini mengisyaratkan turunnya Nabi Isa Alaihis salam di akhir zaman menjelang
hari kiamat. Sedangkan kita mengetahui bahwa pemahaman para shahabat adalah
pemahaman yang paling dekat dengan kebenaran, karena mereka telah mendapatkan
rekomendasi dan pujian dari Allah dan Rasul-Nya sebagai umat yang terbaik,
golongan yang selamat dan dijamin dengan keridlaan dan surga.
2.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam bersabda: ‘Bagaimana kalian jika diturunkan di tengah kalian
Ibnu Maryam, sedangkan imam kalian dari kalangan kalian.’ (HR Bukhari
dan Muslim).
3.
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu
anhu, beliau mendengar Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: ‘Akan
tetap ada segolongan umatku yang berperang di atas kebenaran dalam keadaan
menang sampai hari kiamat. Kemudian turun Isa ibnu Maryam Alaihis salam, maka
berkatalah pemimpin mereka: “Kemarilah memimpin sholat kami”. Maka ia pun
berkata: ‘Tidak, sesungguhnya sebagian kalian memimpin sebagian yang lain,
sebagai kemuliaan yang Allah berikan kepada umat ini.” (HR Muslim).
4.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi
wa sallam bersabda: “Para Nabi adalah seperti saudara sebapak,
ibu mereka berbeda tapi agama mereka satu. Sesungguhnya akulah yang paling
berhak dengan Isa Ibnu Maryam karena tidak ada antaraku dan dia seorang nabi
pun. Sungguh dia akan turun, maka jika kalian melihatnya kenalilah dia! Dia
adalah seorang yang berkulit antara merah dan putih dalam keadaan berpakaian
dua kain yang bercelup ja’faran, rambut-nya seperti meneteskan air padahal
tidak basah. Ia akan memecahkan salib-salib, membunuh babi-babi, menggugurkan
jizyah, dan mengajak manusia kepada agama Islam. Allah binasakan pada zaman-nya
seluruh agama-agama selain Islam. Allah binasakan juga Dajjal. Maka terjadilah
keamanan di muka bumi hingga singa-singa merumput bersama dengan unta-unta,
macan-macan dengan sapi-sapi, dan serigala-serigala dengan domba-domba, serta
anak-anak kecil bermain dengan ular-ular dengan tidak memberikan madharat
sedikit pun kepada mereka. Demikianlah berlangsung selam empat puluh tahun,
kemudian beliau meninggal dan dishalatkan oleh kaum muslimin.” (HR Imam
Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)
5.
Hadits-hadits tentang tanda-tanda hari kiamat yang diantaranya menyebutkan akan
turunnya Isa Alaihis salam yaitu hadits Hudzaifah Ibnu Usaid dan lainnya dalam
Shahih Muslim dan lain-lain.
Kami
tidak memuat seluruh hadits-hadits tentang turunnya Isa Alaihis salam karena terlalu banyaknya. Sebagian riwayat terkandung
dalam kisah Dajjal, sebagian lainnya diriwayatkan berkenaan dengan
hadits-hadits Imam Mahdi. atau riwayat-riwayat yang khusus menceritakan tentang
turunnya Isa Alaihis salam di akhir
zaman.
Hadits-hadits
tersebut dimuat di hampir seluruh kitab-kitab hadits. Dalam kitab-kitab Shahih
terutama Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dan lainnya; dalam kitab-kitab sunan
seperti Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa’i, Sunan Ibnu Majah dan
lain-lainnya; ataupun dalam musnad-musnad seperti Musnad Imam Ahmad dan
lain-lainnya.
Oleh
karena itu sama sekali tidak tepat jika dikatakan hadits-hadits tersebut
berderajat Ahad, apalagi menyatakan hadits-hadits tersebut tidak bisa dipakai
sebagai hujjah, sebagaimana yang dikatakan oleh kelompok sesat mu’tazilah dan
para pengikutnya atau kelompok kafir Qadiyaniyah Ahmadiyah.
Berkata
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: “Nabi Isa Alaihis salam masih hidup sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam kitab Shahih (Bukhari dan Muslim -pen.) Dan akan
turun sebagaimana telah tsabit dalam hadits nabi Shallallahu alaihi wa sallam : Akan turun di tengah kalian Isa bin
Maryam Alaihis salam sebagai hakim
yang adil dan Imam yang bijaksana. Ia akan memecahkan salib-salib, membunuh
babi-babi dan menggugurkan jizyah. (Bukhari Muslim)”. (Majmu’ Fatawa, jilid
4/322)
Aqidah Para Ulama tentang
turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam
Diangkatnya
Nabi Isa Alaihis salam dan akan turunnya beliau di akhir zaman merupakan aqidah
para shahabat, para tabi’in, para ulama serta para imam Ahlus Sunnah sepanjang
zaman.
Ibnu
Katsir Rahimahullah berkata: “Telah
mutawatir hadits-hadits dari Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam bahwa Nabi Isa Alaihis
salam akan turun sebelum hari kiamat sebagai imam yang adil dan hakim yang
bijaksana.” (Tafsir Ibnu Katsier, juz 7 hal. 223)
Berkata
Shiddiq Hasan Khan: “Hadits-hadits tentang turunnya Isa Alaihis salam sangat banyak. Telah disebutkan oleh Imam
Asy-Syaukani, di antaranya ada 29 hadits antara shahih, hasan dan hadits lemah
yang terdukung. Di antaranya ada yang disebut bersama kisah Dajjal, ada pula
yang disebut bersama hadits-hadits tentang Imam Mahdi, ditambah lagi
atsar-atsar yang diriwayatkan oleh para shahabat yang tentunya memiliki hukum
marfu’ (sampai kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ), karena perkara
Dajjal bukanlah masalah ijtihad”. Kemudian beliau menyebutkan semua hadits
tentang Dajjal. Setelah itu beliau Rahimahullahberkata: “Seluruh apa yang kami
nukilkan ini telah mencapai derajat mutawatir sebagaimana dipahami oleh
orang-orang yang memiliki ilmu” (Al-Idza’ah, hal. 160, melalui nukilan Yusuf
al-Waabil dalam Asyratu as-Sa’ah)
Telah
ditulis oleh para ulama hadits tentang Isa Alaihis
salam, ternyata didapati dari 25 para shahabat dinukil dari mereka oleh 30
tabiin dan dinukil dari tabi’in oleh atba’ut tabi’in lebih banyak lagi.
Berkata
Abu Thayyib Muhammad Syamsul Haq al‘Adhim Abadiy: “Telah mutawatir
berita-berita dari Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam tentang turunnya Isa Alaihis
salam dari langit dengan jasadnya ke bumi ketika telah dekat hari kiamat.
Ini merupakan madzhab ahlus sunnah. (Aunul Ma’bud, 11/457)
Berkata
Syaikh Ahmad Syakir Rahimahullah: “Turunnya Isa Alaihis salam di akhir zaman adalah perkara yang tidak
diperselisihkan sedikit pun oleh kaum muslimin, karena tersebutnya
berita-berita yang shahih dari Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam tentangnya. Ini perkara yang sudah dimaklumi dalam agama
secara aksiomatis, dan tidak beriman orang yang mengingkarinya. (Footnote
Tafsir ath-Thabari dengan tahqiq Mahmud Syakir, cet. Daarul Ma’arif, Mesir, juz
6 hal. 460)
Berkata
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani Rahimahullah: “Ketahuilah bahwa
hadits-hadits tentang Dajjal, dan turunnya Isa Alaihis salam adalah
berita-berita yang mutawatir, waka kita wajib beriman dengannya. Jangan tertipu
dengan orang-orang yang menyatakan hadits-hadits tersebut adalah hadits ahad,
karena mereka adalah orang-orang yang bodoh tentang ilmu ini. Tidak ada di
antara mereka yang menelusuri dan meneliti hadits-hadits tersebut dengan
jalan-jalannya. Kalau saja ada yang mau menelitinya, niscaya dia akan mendapati
hadits-hadits tentang ini mutawatir, sebagaimana telah dipersaksikan oleh para
ulama seperti Ibnu Hajar dan lain-lainnya.
Sungguh
sangat disayangkan munculnya orang-orang yang lancang, terlalu berani berbicara
pada perkara-perkara yang bukan pada bidangnya. Apalagi urusannya adalah urusan
aqidah dan agama. (Takhrij Syaikh al-Albani terhadap Syarh Aqidah
ath-Thahawiyah oleh Ibnu Abil Izzi al-Hanafi, hal. 501)
Para
ulama memasukkan masalah turunnya Isa Alaihis
salam dalam kitab-kitab aqidah dan prinsip-prinsip sunnah yang mereka susun
seperti Abu Ja’far ath-Thahawi Rahimahullahdalam Aqidah ath-Thahawiyah, Abu
Bakar Muhammad bin Husein al-Aajurri Rahimahullahdalam asy-Syari’ah dan Imam
Ahmad Rahimahullahdalam ushuulus Sunnahnya.
Berkata
Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wad’iy Rahimahullah
(ahlul hadits dari negeri Yaman): “Hadits-hadits tentang turunnya Isa Alaihis
salam dan keluarnya Dajjal menurut para ulama adalah mutawatir. Namun mereka
yang menjalani jalannya Jamaluddin, orang Iran yang mengaku afghani, sangat
bermudah-mudahan dalam menolak dan mencerca hadits-hadits tersebut atau
menyelewengkan maknanya kepada makna lain. Aku peringatkan kepada para penduduk
Mesir dan tokoh-tokoh ulama Mesir untuk membersihkan negerinya dari
pemikiran-pemikiran liberalis. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’alamemberikan
taufiq, sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Ruduud Ahlul Ilmi,
Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wad’i, hal. 25)
Berkata
Qadli ‘Iyad Rahimahullah: “Turunnya
Isa Alaihis salam dan dibunuhnya
Dajjal olehnya adalah haq dan shahih menurut para ulama ahlus sunnah, karena
hadits-hadits yang shahih dalam masalah ini. Dan tidak ada sesuatu pun yang
bisa diingkari dalam syari’at maupun dalam akal yang sehat. Maka Wajib
menetapkannya. (Lihat Syarh Shahih Muslim oleh Imam Nawawi, jilid 18, hal. 75)
Bantahan terhadap para pengingkar dengan alasan bahwa Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam adalah penutup para nabi.
Berkata
Imam Nawawi Rahimahullah: “Perkara
ini telah diingkari oleh sebagian mu’tazilah, aliran Jahmiyah dan orang-orang
yang mencocoki mereka dengan menganggap bahwa hadits-hadits ini tertolak dengan
ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala: Dan dia adalah penutup para nabi. (al-Ahzaab:
40), Dan dengan ucapan Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam : Tidak ada nabi
setelahku. (HR. Muslim). Dan dengan ijma’ kaum muslimin bahwa tidak ada nabi
setelah nabi kita Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam . Dan bahwasanya
syariat Islam ini kekal sampai hari kiamat dan tidak dimansuhkan (tidak
dibatalkan).
Ini adalah pendalilan yang rusak, karena tidaklah yang dimaksud dengan turunnya Isa Alaihis salam adalah turun sebagai Rasul
yang membawa syariat yang baru, yang memabatalkan syariat kita. Tidak ada dalam
hadits-hadits ini maupun yang lainnya dalil yang menunjukkan hal tersebut.
Bahkan telah shahih hadits-hadits tersebut dan dalam Kitabul Iman dan
lain-lainnya bahwa Nabi Isa Alaihis salam turun sebagai hakim yang adil dengan
hukum syariat kita. Dan menghidupkan perkara-perkara syariat-syariat kita yang
sudah mulai ditinggalkan oleh manusia. (Syarh Shahih Muslim, Imam Nawawi, juz
18, hal. 278)
Imam
adz-Dzahabi Rahimahullah memasukkan Isa Alaihis salam dalam kitabnya Tajridu
As-mai ash-Shahabah (tentang nama-nama shahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam), kemudian
beliau berkata: “Isa Alaihis salam
adalah seorang shahabat dan sekaligus seorang nabi. Karena ia sempat bertemu
dan melihat Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam pada malam Isra’ dan Mi’raj. Maka beliau adalah shahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang
paling terakhir wafatnya. (Tajridu Asmai ash-Shahabah Hal. 432; melalui nukilan
Yusuf al-Waabil dalam Asyrathu as-Sa’ah, hal. 356)
Berkata
Imam al-Qurthubi Rahimahullah: “Suatu kaum berpendapat bahwa dengan turunnya
Isa Alaihis salam berarti akan terangkat beban syariat (nabi Muhammad
Shallallahu alaihi wa sallam–pen.), karena Isa Alaihis salam turun sebagai
Rasul yang terakhir di zaman tersebut, memerintahkan mereka dengan wahyu dari
Allah. maka tentunya yang ini adalah batil dan tertolak karena Allah Subhanahu
wa Ta’alamenyatakan bahwa Rasulullah adalah penutup para nabi (dalam Q.S.
al-Ahzaab ayat 40). Dan juga terbantah dengan hadits: “Tidak ada nabi
setelahku” (Shahih Muslim) dan hadits: “Saya adalah penutup” (Shahih Bukhari).
Yang dimaksud adalah beliau Shallallahu
alaihi wa sallam adalah nabi terakhir dan penutupnya”.
Oleh
karena itu jangan dianggap bahwa Isa Alaihis
salam turun sebagai rasul dengan syariat yang baru selain syariat Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam. Bahkan
beliau turun sebagai pengikut Nabi Muhammad Shallallahu
alaihi wa sallam sebagaimana dikabarkan dalam hadits, ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda
kepada Umar Radhiyallahu anhu: “Jika saja Isa masih hidup, niscaya tidak ada
pilihan lain baginya kecuali mengikutiku.”
Maka
turunnya Isa Alaihis salam dalam keadaan telah mengetahui perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala sejak di langit
sebelum turunnya. Yaitu mengetahui ilmu syariat ini untuk menghukumi di antara
manusia dan beramal bagi dirinya. Maka berkumpullah orang-orang beriman
mengikutinya dan dia menghukumi mereka dengan syariat Islam. (at-Tadzkirah,
hal. 67-68, melalui nukilan Yusuf al-Waabil dalam Asyrathu as-Sa’ah, hal.
360-361).
Bantahan bagi para pengingkar dengan alasan ayat Allah dalam surat
Ali Imran ayat 55: Inni Mutawaffiika
Berkata
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah: “Adapun ucapan Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang menyatakan: “Ketika Allah berfirman kepada Isa: “Aku me”’wafat”kanmu dan mengangkatmu
kepada-Ku serta mensucikanmu dari orang-orang kafir… “(Ali Imran: 55), bukanlah berarti mematikan Isa Alaihis
salam, karena kalau yang dimaksudkan adalah kematian, maka berarti Isa
sama dengan orang-orang mukmin lainnya, yakni dicabutnya ruh mereka dan
dibawanya ke langit. Hal ini berarti Nabi Isa tidak memiliki keistimewaan
apapun.
Demikian
pula ucapan Allah “wa muthahiruka minaladziina kafaru”, kalau ruhnya terpisah dari
jasadnya berarti jasadnya tetap di bumi seperti badannya para nabi yang lain….
(Majmu’ Fatawa, juz IV hal. 322-323)
Berarti
jasadnya tetap disalib dan dihinakan oleh orang-orang kafir, yang tentunya
berarti tidak disucikan dari orang-orang kafir dan ini adalah mustahil. Karena
Allah dalam ayat di atas menyatakan “Dan
Aku mensucikanmu dari orang-orang kafir”.
Bahkan
kalimat wafat dalam bahasa Arab memiliki beberapa makna, karena diambil dari
kata-kata qaabiduka yang bermakna menggenggam atau mengambil. Maka bisa
bermakna mengambil ruh dan jasadnya (seperti Isa Alaihis salam), atau mengambil ruh tanpa jasadnya (yaitu kematian)
atau mengambil kesadarannya dalam keadaan ruh dan jasadnya masih di tempatnya
(yakni ketika tidur) sebagaimana Allah pergunakan kalimat wafat dalam ayat-ayat
berikut:
“Allah memegang jiwa (orang) ketika
matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya …”(az-Zu-mar:
42)
Dan
Dialah yang “menidurkan”mu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu
kerjakan pada siang hari… (al-An’aam: 60)
Berkata
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah
selanjutnya: “…Oleh karena itu berkata para ulama bahwa makna mutawaffiika adalah qaabidluka (mengambil kamu),
yakni mengambil ruh dan jasadmu.
Tidak mesti lafadz tuwaffa bermakna mengambil ruh saja tanpa jasad. Tidak mesti
pula jasad dengan ruh bersama-sama. Keduanya harus dipahami sesuai dengan
konteks kalimatnya. (Majmu’ Fatawa, juz IV hal. 323)
Kita
katakan: bahwa konteks kalimat dalam ayat tentang Isa Alaihis salam di atas
sangat jelas. Karena Allah Subhanahu wa
Ta’ala menyebut seiring dengan kalimat wafat kalimat raafi’uka yang bermakna mengangkatmu.
Ibnu
Jarir ath-Thabari menafsirkan makna wafat dalam ayat di atas sebagai berikut:
“Yang lebih utama dari pendapat-pendapat ini untuk dikatakan shahih menurut
kami adalah ucapan yang berkata bahwa makna mutawaffiika adalah “Aku memegangmu
dan mengangkatmu (ruh dan jasadnya) kepada-Ku”, karena mutawatirnya
hadits-hadits dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang
memberitakan bahwa Isa akan turun dan membunuh Dajjal. (Tafsir ath-Thabari, juz
3, hal. 291)
Referensi:
Bulletin Manhaj Salaf, Edisi: 66/Th. II, tanggal 10 Jumadi Awwal 1426 H/17
Juni 2005 M
Bulletin Manhaj Salaf, Edisi: 70/Th. II tgl 08 Jumadi tsani 1426 H/15 Juli
2005 M,
Bulletin Manhaj Salaf, Edisi 71/Th. II tgl 15 Jumadi tsani 1426 H/22 Juli
2005 M, j
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca artikel kami. Silahkan berkomentar dengan sopan.