Normal adn astmatic bronchiole |
Sesak napas berlangsung selama suatu periode atau selama beraktivitas fisik. Serangan asma dapat memiliki intensitas kuat atau lemah dan dapat menghilang untuk waktu yang lama sebelum timbul lagi. Serangan asma yang parah dapat menimbulkan kondisi yang disebut status asmatikus, yang ditandai oleh warna kulit kebiruan, nafas tersengal, dada menggembung dengan bahu terangkat, lemas, kebingungan dan kegelisahan, cemas dan takikardia (denyut jantung cepat). Tanda-tanda itu disebabkan oleh kurangnya asupan oksigen ke dalam tubuh. Seorang pasien dalam status asmatikus harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Pemicu Asma
Serangan asma dapat dipicu oleh alergi atau non-alergi.
Sebagian besar kasus asma dipicu oleh alergi (70-80%). Asma alergi
disebabkan oleh reaksi autoimun yang berlebihan. Alergi terhadap bulu
hewan,tungau, debu, udara dingin, atau serbuk sari dapat memicu serangan
asma. Pada 20-30% kasus lainnya, serangan asma dipicu oleh reaksi
non-alergi dan disebut asma intrinsik. Asma jenis ini
tidak melibatkan sistem imun tubuh dan biasanya dimulai di usia dewasa.
Olahraga, asap rokok, parfum, asap knalpot, kabut, makanan, stress,
infeksi pernapasan (seperti flu dan pilek) dan obat-obatan tertentu
dapat memicu serangan asma intrinsik.
Asma memengaruhi segala usia
dan merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum. Asma alergik
lebih umum di usia anak-anak, dan umumnya menghilang di usia dewasa.
Asma secara umum lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan
laki-laki, kecuali di usia muda, yang lebih sering terjadi pada anak
laki-laki daripada anak perempuan.
Penyebab
Penyebab asma
tidak diketahui. Faktor genetik dan pengaruh lingkungan turut berperan
dalam perkembangan penyakit tersebut. Beberapa hal berikut dapat
meningkatkan risiko Anda memiliki asma:
- Riwayat keluarga. Jika salah satu orangtua Anda memiliki asma atau alergi rhinitis, ada 50% kemungkinan Anda mendapatkan asma. Jika kedua orang tua Anda memilikinya, kemungkinannya meningkat menjadi 75%.
- Polusi udara. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang tinggal di dekat jalan raya utama dan tempat tercemar lainnya lebih berisiko mendapatkan asma.
- Pekerjaan tertentu.
Sekitar 10% penderita asma mendapatkannya dari pekerjaan. Kondisi ini
disebut asma kerja. Beberapa contohnya antara lain:
- Pekerja laboratorium bisa mendapatkan asma dari binatang laboratorium (tikus dan kelinci percobaan)
- Pelukis semprot bisa mendapatkan asma dari zat isosianat
- Petugas kebersihan bisa mendapatkan asma dari butir debu
- Pemroses kepiting bisa mendapatkan asma dari debu kepiting
- Memiliki ibu atau ayah merokok saat Anda masih dalam kandungan.
Pengobatan
Penanganan
terbaik asma adalah pencegahan keluhan. Oleh karena itu, penting untuk menghindari
rangsangan asma.
Asma tidak dapat disembuhkan, tapi beberapa
jenis obat dapat membantu untuk mengontrol dan meringankan
gejalanya. Obat-obatan asma dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu obat
pereda, pencegah, pengontrol gejala. Kebanyakan obat asma diberikan
dengan perangkat inhalasi/inhaler, meskipun ada
beberapa jenis yang disediakan dalam bentuk tablet, sirup dan suntikan.
1.
Obat pereda
Obat pereda memberikan bantuan segera dari
serangan asma. Jenis obat pereda antara lain adalah salbutamol,
terbutalin, bambuterol, fenoterol dan formeterol. Mereka dikenal sebagai
bronkodilator yang bekerja membuka saluran udara
sehingga membuat Anda bernapas lebih lega. Secara umum, obat pereda
harus digunakan hanya saat terjadi serangan asma. Jika Anda perlu
menggunakan obat pereda lebih dari 3-4 kali seminggu, Anda harus
berbicara dengan dokter Anda, karena hal itu menunjukkan asma Anda tidak
terkontrol dengan baik.
2. Obat pencegah
Obat
pencegah membuat saluran udara kurang sensitif terhadap pemicu dan
mengurangi pembengkakan dan peradangan saluran udara sehingga menurunkan
insiden dan keparahan serangan asma. Jenis utama obat pencegah asma
adalah kortikosteroid, seperti beklometason, budesonid, dan flutikason.
Obat-obatan ini tidak digunakan untuk mengurangi serangan asma akut.
Pasien asma dianjurkan mengambilnya setiap hari dengan inhaler.
Obat-obatan ini tidak dapat menyembuhkan asma sehingga gejala asma dapat
kembali timbul dalam beberapa hari atau minggu setelah penghentian
obat.
Seperti halnya obat lain, kortikosteroid memiliki potensi
efek samping. Penggunaan jangka panjang kortikosteroid dosis tinggi
dapat mengakibatkan jumlah signifikan obat yang terserap ke dalam aliran
darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko osteoporosis, katarak, mudah
memar, hambatan pertumbuhan, gangguan saraf pusat dan gangguan mental.
Pengambilan kortikosteroid secara inhalasi lebih kecil efek sampingnya
dibandingkan obat oral karena diberikan dalam dosis kecil secara
langsung ke saluran pernafasan. Oleh karena itu, obat kortikosteroid
oral biasanya hanya diberikan dalam periode singkat bila obat inhalasi
kurang efektif untuk mencegah asma Anda.
3. Obat
pengontrol
Obat pengontrol berguna jika asma masih tidak
terkontrol meskipun telah mengambil obat pencegah. Contoh obat
pengontrol adalah salmeterol dan eformoterol. Obat-obatan ini dapat
menjaga saluran udara terbuka sampai 12 jam setelah pengambilan. Obat
pengontrol tidak mengobati peradangan sehingga harus digunakan bersamaan
dengan obat pencegah. Beberapa produk asma berisi kombinasi pencegah
dan pengontrol gejala. Obat-obatan itu diminum setiap hari dan tidak
boleh diambil untuk mengelola serangan asma.
Sumber: http://majalahkesehatan.com/sekilas-tentang-penyakit-asma/